Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan merupakan
sebuah organisasi yang memiliki tujuan yang ingin dicapai. Perusahaan yang
bergerak di bidang bisnis tentunya memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan
laba atau keuntungan dengan memanfaatkan berbagai macam sumber daya yang
dimilikinya. Perusahaan baik jasa maupun manufaktur tentunya memiliki sumber
daya yang bersifat fisik dan non fisik. Guna mendukung operasional perusahaan,
kedua sumber daya tersebut perlu bersinergi guna mendukung perusahaan mencapai
tujuannya. Faktor fisik seperti gedung peralatan, fasilitas, dan sebagainya,
memang faktor yang sangat berpengaruh dalam mendukung berjalannya proses-proses
produksi barang dan jasa.[1]
Namun sumber daya fisik tersebut tidak akan mampu bermanfaat dengan optimal
tanpa adanya sumber daya non fisik yang kita sebut sebagai sumber daya manusia.
Sumber daya manusia
merupakan sumber daya berupa karyawan, staf, dan pimpinan sebuah perusahaan.
Mereka-mereka inilah yang bekerja dengan menggunakan sumber-sumber daya fisik
yang tersedia guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sumber daya manusia ini
adalah modal dasar dari keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Walaupun perusahaan memiliki sumber daya fisik yang besar, namun
jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni maka otomatis tujuan
perusahaan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk itulah, diperlukan
pengelolaan yang benar dari sumber daya manusia ini yang mencakup karyawan
serta mereka yang bekerja dalam sebuah organisasi bernama perusahaan.
Karyawan
adalah ujung tombak dari berjalannya suatu perusahaan, oleh karena itu baik
buruknya perilaku karyawan akan berpengaruh sangat besar terhadap kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Dengan alasan tersebut di atas, maka berikut ini akan
disajikan sebuah cara yang bisa ditempuh untuk menjadikan sang karyawan menjadi
rajin dan produktif serta inovatif dalam bekerja.
- Memberikan Motivasi
Motivasi
diibaratkan sebagai jantungnya manajemen karyawan. Motivasi merupakan
dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tidak ada keberhasilan mengerjakan sesuatu, seperti
mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari
karyawan. Manajer membutuhkan ketrampilan untuk memahami dan menciptakan
kondisi dimana semua anggota tim kerja dapat termotivasi. Ini tantangan besar
karena tiap karyawan memiliki perbedaan karakteristik dan respon pada kondisi
yang berbeda. Sementara, kondisi itu sendiri termasuk jenis masalah selalu
berubah-ubah sepanjang waktu. Semua itu sebagai prasyarat mencapai motivasi
karyawan yang efektif yang didukung lingkungan manajemen, suasana
komunikasi, dan kepemimpinan yang nyaman. Sebaliknya karyawan yang tidak memiliki
motivasi dicirikan antara lain oleh sering stres, sakit fisik, malas bekerja,
kualitas kerja rendah, komunikasi personal yang kurang, dan masa bodoh dengan
tugas pekerjaannya.
Motivasi
pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan
yang kita inginkan. Dengan
kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan
sesuatu. Motivasi atau dorongan kepada
karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini
terdapat dua macam, yaitu:
a.
Motivasi
finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial
kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.[2]
b. Motivasi non finansial, yaitu dorongan yang
diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal
seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya.
- Menciptakan Keharmonisan Hubungan Kerja
Setiap karyawan dan pimpinan selalu
menginginkan sebuah keharmonisan hubungan kerja dengan setiap stakeholders. Tetapi, fakta menunjukkan
bahwa kepentingan dan persaingan kerja telah menciptakan hubungan kerja yang
kurang harmonis. Perasaan takut kehilangan pekerjaan dan persaingan di internal
perusahaan yang ketat membuat karyawan dan pimpinan terpaksa mengabaikan etika
dan moral demi mengamankan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Sudah seharusnya pemimpin sebagai
koordinator semua fungsi dan peran kerja dapat menjadi contoh positif bagi
semua karyawan untuk membangun sebuah hubungan kerja yang harmonis dan dinamis.
Kepemimpinan yang hebat akan selalu
melahirkan karyawan dan pemimpin unggul yang mampu menciptakan keharmonisan
hubungan kerja melalui cara kerja yang transparan, beretika, jujur, adil,
mandiri, dan bertanggungjawab. Tanpa pernah memojokkan siapa pun atas sebuah
proses manajemen yang gagal.
Keharmonisan hubungan kerja akan meningkatkan rasa percaya diri pemimpin untuk mempercayai semua kekuatan manajemen, yang dikerjakan oleh para karyawan unggul tersebut. Hal ini akan menjadikan manajemen perusahaan selalu fokus pada strategi dan taktik memenangkan persaingan bisnis dengan modal dasar yang kuat, yaitu daya tahan sumber daya manusia yang kuat, dan daya saing bisnis yang tinggi.
Keharmonisan hubungan kerja akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, dengan berbagai kekuatan dan kelebihan, yang akan membuat manajemen menjadi lebih kuat untuk menjalankan rencana dan strategi perusahaan dengan sempurna.
Perilaku manajemen yang paling tidak efektif dalam membangun keharmonisan hubungan kerja adalah dengan sering dan mudah dalam hal memecat, dan memberhentikan karyawan, tanpa terlebih dahulu mempelajari dan mengasah semua kekuatan potensi dan keunggulan karyawan tersebut. Dalam hal ini peran pemimpin menjadi sangat penting, sebab seorang pemimpin yang cerdas tidak mau waktunya habis hanya untuk mengotak - atik turnover karyawan, merekrut karyawan, mengganti karyawan, yang semuanya terjadi oleh karena lalai membangun lingkungan kerja yang harmonis dan dinamis.
Keharmonisan hubungan kerja akan meningkatkan rasa percaya diri pemimpin untuk mempercayai semua kekuatan manajemen, yang dikerjakan oleh para karyawan unggul tersebut. Hal ini akan menjadikan manajemen perusahaan selalu fokus pada strategi dan taktik memenangkan persaingan bisnis dengan modal dasar yang kuat, yaitu daya tahan sumber daya manusia yang kuat, dan daya saing bisnis yang tinggi.
Keharmonisan hubungan kerja akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, dengan berbagai kekuatan dan kelebihan, yang akan membuat manajemen menjadi lebih kuat untuk menjalankan rencana dan strategi perusahaan dengan sempurna.
Perilaku manajemen yang paling tidak efektif dalam membangun keharmonisan hubungan kerja adalah dengan sering dan mudah dalam hal memecat, dan memberhentikan karyawan, tanpa terlebih dahulu mempelajari dan mengasah semua kekuatan potensi dan keunggulan karyawan tersebut. Dalam hal ini peran pemimpin menjadi sangat penting, sebab seorang pemimpin yang cerdas tidak mau waktunya habis hanya untuk mengotak - atik turnover karyawan, merekrut karyawan, mengganti karyawan, yang semuanya terjadi oleh karena lalai membangun lingkungan kerja yang harmonis dan dinamis.
Biaya untuk ketidakharmonisan
hubungan kerja adalah sangat besar, dan biasanya memang jarang sekali ada
perusahaan yang menghitung untuk persoalan ini. Padahal potensi kerugian akibat
kelalaian membangun keharmonisan hubungan kerja adalah sangat besar. Kerugian
di sini tidak hanya berbentuk uang, tetapi juga dalam wujud kepercayaan dan
keyakinan para karyawan kepada manajemen dan pimpinan menjadi turun, dan
akibatnya jelas semua karyawan tidak akan bekerja dengan sepenuh hati dan
selalu ragu untuk membuat sebuah keputusan. Dan yang pasti para karyawan mau
bertahan dalam lingkungan kerja yang tidak harmonis lebih disebabkan oleh gaji
dan tunjangan, serta rasa ketakutan mereka untuk menjadi penganggur, sebab
mereka Semua memiliki tanggungan ekonomi terhadap keluarga yang harus mereka
biayai. Tetapi bagi perusahaan semua perilaku ini akan menjadi kontribusi yang
sangat besar bagi kemandulan manajemen dalam upaya melahirkan prestasi bisnis
yang besar.
Turnover
yang tinggi secara otomatis akan mendorong manajemen perusahaan untuk selalu
merekrut karyawan baru dalam upaya mengganti karyawan yang sudah keluar, dan
semua ini harus dikerjakan dengan biaya dan waktu yang tidak sedikit. setiap
karyawan baru jelas harus dikembangkan sedemikan rupa agar mereka mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru mereka. Semua proses ini bisa berakibat
kepada tidak terfokusnya manajemen terhadap grand strategi bisnis perusahaan
jangka panjang.
Keharmonisan hubungan kerja akan
menciptakan rasa memiliki dan rasa peduli para karyawan terhadap perusahaan
mereka lebih dari apa pun, loyalitas terhadap pekerjaan dan perusahaan akan
memotivasi mereka semua untuk selalu belajar dan melatih diri mereka masing -
masing, untuk menjadi karyawan unggul yang berprinsip kepada nilai - nilai
positif agar mampu untuk mengimplementasikan keharmonisan hubungan kerja yang
sistematis diantara mereka, dan diantara mereka dengan para pemimpin mereka di
tempat kerja.
Etos kerja yang mengandung nilai
-nilai positif dari budaya lingkungan kerja yang berprinsip pada good corporate governance,
kesetiakawanan di antara para karyawan dan pimpinan, rasa simpati atas kerja
keras rekan kerja, rasa bertanggungjawab penuh atas pekerjaan, memberikan
hormat dan penghargaan tulus terhadap sesama karyawan, menjadikan diri
berdisiplin tinggi, ulet, rajin, sabar, bersemangat, antusias, dan tidak pernah
masuk ke dalam perangkap gosip - gosipan. Adalah yang terbaik untuk menciptakan
keharmonisan hubungan kerja.
Keharmonisan hubungan kerja harus
diciptakan melalui kesadaran tinggi, kerja keras yang tulus dan sistematis
dalam mengupayakan lingkungan kerja menjadi nyaman dengan aura energi positif
yang membimbing semua karyawan menuju pribadi - pribadi unggul, yang siap
berbakti dan berjuang bersama perusahaan dalam mendapatkan prestasi dan kinerja
kerja terbaik.
Jangan pernah berpikir dan berharap bahwa
keharmonisan hubungan kerja akan tercipta begitu saja dalam organisasi. Untuk
membangun keharmonisan hubungan kerja, perusahaan harus melakukan latihan dan
pembelajaran melalui sebuah proses panjang yang terencana dengan baik, untuk
secara sadar menciptakan sebuah lingkungan kerja dengan tingkat keharmonisan
hubungan kerja yang tinggi.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber daya manusia di dalam
sebuah organisasi bernama perusahaan memiliki peran yang sangat vital dalam
upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. SDM ini harus dikelola sebaik mungkin
oleh perusahaan. Dalam usaha untuk mengelola dan meningkatkan kinerja SDM
karyawan dalam sebuah perusahaan, ada dua hal utama yang dapat ditempuh yaitu
memberikan motivasi kerja dan menciptakan keharmonisan hubungan kerja. Tidak ada
keberhasilan mengerjakan sesuatu, seperti mengelola karyawan, tanpa adanya
motivasi baik dari manajer maupun dari karyawan. Keharmonisan
hubungan kerja akan menciptakan rasa memiliki dan rasa peduli para karyawan
terhadap perusahaan mereka lebih dari apa pun, loyalitas terhadap pekerjaan dan
perusahaan akan memotivasi mereka semua untuk selalu belajar dan melatih diri
mereka masing - masing, untuk menjadi karyawan unggul.
[1]
Sumber daya fisik adalah
sumber daya yang berwujud nyata dan dapat dilihat serta dirasakan langsung
manfaatnya, ataus erring disebut intangible.
[2]
Istilah insentif lebih merujuk
pada tunjangan pokok dan fasilitas yang diberikan pada karyawan, termasuk pula
uang lembur. Motivasi financial yang paling utama adalah gaji pokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar